Bab 10 PEWARIS KESUPREMASIAN NABI MILITAN YANG BERHALUAN KERAS

Sebagaimana halnya Muhammad mewujudkan militansi pada awal berdirinya Islam demikian juga contoh-contoh yang diberikannya serta Alquran juga mengilhami kemilitansian yang sama  bahkan lebih hebat lagi. Setelah kematian Muhammad pada tahun 632 sesudah Masehi, pasukan Muslim menyerbu Yerusalem, Alexandria, Antiokia, dan Carthega.

Akhirnya pasukan Muslim menguasai seluruh Afrika Utara, Syria, Asia Kecil, Spanyol dan Portugis. Suatu pasukan Islam menyerbu Perancis, memasuki wilayah pantai selatan Inggris sampai sejauh 300 mil. Akhirnya muncullah Charles Martel dengan pasukan Perancis yang secara gemilang berhasil mengalahkan mereka dalam Pertempuran di Tours pada tahun 732 sesudah Masehi. Dalam perang-perang berikutnya, pasukan Eropa berhasil merebut kembali Spanyol dan Portugis, tetapi Asia kecil, seluruh Afrika Utara dan sebagian besar Timur Tengah tetap dikuasai oleh pasukan Islam.

Berabad-abad kemudian tepatnya pada tahun 1683 pasukan Muslim berusaha menguasai Eropa untuk kedua kalinya dengan mengirim pasukan Muslim Turki melalui Balkan untuk selanjutnya melakukan pengepungan terhadap Wina, Austria. Pasukan Turki dapat dipukul mundur, peristiwa tersebut terjadi pada 11 September 1683. Namun pasukan Muslim Turki masih tetap menguasai sebagian dari Balkan.

Serbuan pasukan Islam pertama ke Eropa yang merupakan awal dari serangkaian bencana yang ditimbulkan oleh Islam sesungguhnya tidak dapat ditafsirkan sebagai reaksi Muslim terhadap Perang Salib. Perang Salib baru muncul berabad-abad kemudian. Perang Salib adalah usaha Eropa yang sudah sangat terlambat yang bertujuan semata-mata untuk melindungi Tanah Suci (Yerusalem) agar para peziarah Kristen dapat beribadah di dalamnya dengan aman dan nyaman.

Pengiriman pasukan Islam pertama ke negara-negara di luar Arabia sesungguhnya bukan dalam rangka menghadapi  lawan manapun, jadi tujuan penyerbuan tersebut semata-mata karena pasukan Muslim ingin memaksa orang-orang di negara-negara tersebut agar masuk Islam, dan ketika ribuan orang Yahudi, Kristen, dan penganut paganisme menolak masuk Islam, mereka dibunuh oleh pasukan Muslim tersebut. Sejarawan Bat Ye’or mendeskripsikan tragedi mengerikan tersebut sebagai berikut :

Penaklukan Arab dibarengi oleh kehancuran yang sangat luar biasa. Sumber-sumber Kristen bahkan kronik-kronik Muslim mendeskripsikan bahwa kota-kota dan desa-desa dijarah dan dibakar, para penghuni di tempat-tempat tersebut dibunuh secara massal, dijadikan budak-budak atau diusir. Bahkan kota-kota yang disediakan sebagai imbalan bagi orang-orang yang menyerah tanpa syaratpun tidak luput dari penjarahan yang dilakukan oleh suku-suku bangsa Arab yang tertarik oleh banyaknya barang-barang jarahan.1

Prinsip dasar yang dicanangkan Alquran sebagai formulasi jihad tertulis dalam Surat 9 : 33 yang menyatakan bahwa agama Islam adalah agama yang benar untuk dimenangkan Allah atas segala agama lain; Surat 3 : 19 yang menyatakan  bahwa agama yang diridhoi  di sisi Allah hanyalah Islam; Surat 3 : 110 yang menyatakan bahwa umat Islam adalah umat yang terbaik yang pernah dilahirkan oleh manusia sehingga mereka layak untuk mengatur dunia (maksudnya mereka layak menyuruh orang melakukan yang ma’ruf dan menghindari yang munkar); Surat 8 : 39 yang menyatakan bahwa umat Islam wajib melaksanakan jihad sampai gangguan-gangguan terhadap umat Muslim dan agama Islam tidak ada lagi. Sementara itu agama Yahudi, agama Kristen, dan agama Zoroastrian dipandang lebih rendah daripada Islam karena para pengikut mereka telah memalsukan Wahyu  yang benar yang telah disampaikan oleh para nabi mereka sebelum kedatangan Muhammad. Wahyu yang benar yang dimaksud dalam konteks ini adalah agama Islam (Catatan: Menurut  umat  Muslim  agama  Islam  lebih tua  dari  agama Yahudi dan Kristen karena agama Islam sudah ada sejak jaman Adam). Kaum Yahudi, Kristen, dan Zoroastrian harus memilih perang atau tunduk kepada Islam, sedangkan para penyembah berhala dipaksa untuk masuk Islam atau dibunuh ……………… Mereka (Yahudi , Kristen, dan Zoroastrian) dapat masuk Islam secara individual atau secara berkelompok atau kalau mereka tidak bersedia masuk Islam, mereka dapat menggantinya dengan membayar ji’zya (pajak).2

Hanya orang mati yang tidak perlu membayar pajak, jadi rasa takut akan menghadapi pembunuhan  (kematian) akan membuat orang mau membayar pajak sekalipun jumlahnya sangat besar.

Ji’zya adalah pajak kepala spesial yang dikenakan (dibebankan) kepada orang-orang taklukan. Ji’zya ini diterapkan berdasarkan perintah Muhammad dalam Surat 9 : 29.  Hanya orang mati yang tidak perlu membayar pajak jadi orang akan berpikir bahwa lebih baik membayar  pajak daripada dibunuh (dimatikan). Implikasi dari pernyataan tersebut adalah bahwa rasa takut akan ancaman pembunuhan (atas diri orang-orang taklukan)  memberi peluang bagi terkumpulnya hasil pajak dalam jumlah sangat besar (bagi para penakluk). Menurut Bat Ye’or :

Jumlah ji’zya biasanya diperhitungkan berdasarkan keadaan perekonomian wajib pajak, ada yang jumlahnya 12, 24, atau 48 dirham …………  Kaum Syafii menyatakan: “Agama kami mewajibkan ji’zya dibayar oleh orang-orang yang hampir meninggal (sedang sekarat), orang-orang  tua walaupun dalam keadaan tidak mampu, orang-orang buta, para rahib, para buruh dan orang-orang miskin …………….”.

Setiap orang non-Muslim yang meninggalkan rumah tanpa membawa resi yang menyatakan bahwa dia telah membayar ji’zya atau yang telah kehilangan resinya akan menghadapi bahaya besar. Dalam jaman kekaisaran Otoman, para pemungut pajak akan menghadang kaum non-Muslim di jalan-jalan untuk memeriksa apakah orang-orang non-Muslim yang bersangkutan dapat memperlihatkan resi pembayaran ji’zya mereka. Orang-orang non-Muslim dapat dikenali dari cara mereka berpakaian.3

Ji’zya bukan satu-satunya pajak utama yang dibebankan kepada para non-Muslim taklukan. Lebih lanjut Bat Ye’or menyatakan :

Semua pajak yang dikenakan atas usaha perdagangan dan transportasi yang dikelola oleh umat non-Muslim taklukan biasanya besarnya dua kali lipat dari pajak yang dikenakan kepada umat Muslim atas usaha yang sama. Selain itu, komunitas non-Muslim taklukan bahkan diharuskan menutup seluruh kerugian keuangan yang diakibatkan oleh perang yang berlangsung secara terus menerus. Akhirnya akibat tekanan-tekanan pajak yang sangat berat tersebut, banyak orang non-Muslim taklukan yang kemudian masuk menjadi Islam atau mereka melarikan diri sehingga jumlah mereka makin sedikit. 4

Orang akan bertanya-tanya mengapa orang-orang Yahudi, Kristen, dan Zoroastrian yang sangat menderita selama berabad-abad akibat perlakuan diskriminatif yang sangat keterlaluan dari para penguasa Muslim tersebut tidak masuk Islam saja ? Mengapa mereka malahan melarikan diri dengan hanya membawa bekal ala kadarnya yang dapat mereka peroleh ? Mengapa mereka melarikan diri kalau akhirnya hanya ibaratnya seperti lepas dari kesulitan yang satu masuk ke dalam kesulitan yang lain ? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas adalah karena mereka membenci Muhammad, membenci Alquran, dan membenci Islam. Rasa benci terhadap ketiga hal tersebut bahkan jauh lebih besar bila dibandingkan dengan rasa takut yang akan mereka alami dalam pelarian mereka tersebut.

Namun demikian, selama berpuluh-puluh tahun kenyataan-kenyataan tentang perlakuan Islam terhadap orang-orang non-Muslim taklukan seperti tersebut di atas tidak pernah terungkap karena para apologis Muslim telah menutup-nutupi fakta-fakta tersebut dan sebaliknya mereka malahan menanamkan persepsi yang salah yang justru memperlihatkan bahwa umat Islam seolah-olah sangat toleran terhadap umat Yahudi dan Kristen. Bahkan sejumlah orang Barat menganggap bahwa Islam memang toleran terhadap umat Yahudi dan Kristen. Para peneliti Barat biasanya hanya menerima begitu saja laporan dari para apologis Muslim yang menyatakan bahwa Islam sangat toleran terhadap umat Yahudi dan Kristen.  Baru akhir-akhir ini usaha untuk melakukan penelitian secara bebas dilakukan terutama yang dipimpin oleh Bat Ye’or dan Bernard Lewis. Hasil penelitian mereka ternyata telah membongkar rahasia yang selama ini ditutup-tutupi yaitu kekejaman-kekejaman dan tekanan-tekanan ekonomi yang telah dilakukan oleh Islam terhadap umat Yahudi dan Kristen yang hidup di wilayah atau di negara-negara yang dikuasai Islam sejak tahun 700 sesudah Masehi sampai sekarang.  Warraq  mengungkapkan dalam bukunya yang berjudul Why I Am Not a Muslim sebagai berikut :

Perlakuan Muhammad terhadap umat Yahudi di Kaybar telah dijadikan “model yang diikuti oleh orang-orang Arab dalam memperlakukan  bangsa yang mereka taklukkan di seluruh teritorial Arab”. Muhammad menyerang oasis Kaybar pada tahun 628, dia memerintahkan orang-orangnya untuk menyiksa salah satu pimpinan Yahudi agar menunjukkan tempat harta benda orang-orang Yahudi disembunyikan. Ketika orang-orang Yahudi menyerah, Muhammad memang masih mengijinkan mereka untuk tetap menggarap tanah oasis mereka tetapi dengan perjanjian mereka harus menyerahkan 50% dari hasilnya kepada Muhammad. Selain itu Muhammad juga berhak untuk membatalkan secara sepihak perjanjian tersebut dan dia berhak pula untuk mengusir orang-orang Yahudi manakala dia menghendakinya. Perjanjian tersebut dikenal dengan nama “dhimma” dan orang-orang Yahudi taklukan yang menerima dan mengakuinya disebut “dhimmi”.  “Dhimmi” adalah semua orang non-Muslim (termasuk Yahudi) yang tunduk (menyatakan takluk) kepada kesupremasian Muslim dan bersedia membayar ji’zya (pajak).5

Membayar ji’zya bukan satu-satunya kekejian yang dilakukan Islam terhadap orang-orang taklukannya.

Dalam proses perkara di pengadilan antara seorang Muslim dan seorang non-Muslim taklukan (dhimmi), kevaliditasan sumpah atau kesaksian dari seorang “dhimmi” tidak diakui ……….. karena “dhimmi” dianggap tidak punya wewenang memberikan bukti  yang melawan Islam dan biasanya pihak Islam kemudian dibebaskan tanpa hukuman. “Dhimmi” tersebut justru kemudian dipaksa untuk memberikan uang pelicin agar dia bisa lepas dari perkaranya di pengadilan. ……………………. Besarnya denda yang dikenakan kepada seorang Muslim sebagai hukuman atas kesalahannya terhadap seorang “dhimmi” biasanya hanya  50% dari ketetapan denda yang berlaku yang seharusnya dibayarnya. ………………… Sebaliknya tuduhan menghujat yang dituduhkan kepada seorang “dhimmi” seringkali berakhir dengan hukuman mati bagi “dhimmi” tersebut.  …………… Bahkan dalam praktek kesehari-harian , seorang “dhimmi” seringkali dihukum mati kalau dia berani memukul seorang Muslim sekalipun hal itu dilakukannya sebagai pembelaan diri. Lebih parah lagi suatu pembunuhan yang secara tidak disengaja  telah dilakukan oleh seorang  “dhimmi” terhadap seorang Muslim bisa berakibat seluruh komunitas “dhimmi” tersebut dihukum mati atau diusir dari kediaman mereka. 6

Seorang khalifah Muslim yang bernama Umar bin Abd al-Aziz yang memerintah dari tahun 717 – 720 sesudah Masehi telah membuat serangkaian daftar peraturan yang harus dipatuhi oleh para “dhimmi”. Serangkaian peraturan tersebut dikenal dengan nama Pakta Umar. Pakta Umar ini mengharuskan para “dhimmi” berjanji sebagai berikut :

Kami tidak akan membangun biara-biara, gereja-gereja, tempat-tempat bermeditasi atau pertapaan-pertapaan. Kami tidak akan membangun kembali bangunan-bangunan seperti tersebut di atas yang telah roboh atau yang terletak dalam wilayah kekuasaan Muslim.

Kami akan menyediakan makanan dan penginapan  selama tiga hari bagi para musafir Muslim yang melintasi daerah kami.

Kami tidak akan menyelenggarakan upacara-upacara keagamaan secara publik. Kami tidak akan menyebarkan agama kami kepada orang lain. Kami tidak akan mencegah anggota keluarga kami yang ingin memeluk agama Islam jika mereka menghendaki. ………………….. Kami harus menawarkan tempat duduk kami kalau orang-orang Muslim ingin menduduki tempat tersebut.

Kami tidak akan menunggang kuda berpelana. Kami tidak akan menyandang pedang atau membawa senjata dalam bentuk apapun. Kami tidak akan membangun rumah-rumah kami lebih tinggi dari rumah-rumah orang Muslim.7

Para “dhimmi” senantiasa menghadapi ancaman perbudakan (maksudnya setiap saat dapat dijadikan budak-budak). Ibn Warraq  mengungkapkan :

Ketika Amr menaklukkan  Tripoli pada tahun 643, dia memaksa  umat Yahudi dan Kristen untuk menyerahkan isteri-isteri dan anak-anak mereka untuk dijadikan budak-budak oleh pasukan Arab. ……….. Umat Yahudi dan Kristen mendapatkan penjelasan bahwa dengan melaksanakan hal tersebut mereka akan mendapatkan pengurangan beban pajak atau ji’zya mereka. 8

Mereka tidak mendapat penjelasan tentang seberapa besar potongan pajak tersebut akan diberikan atas imbalan bagi penyerahan para isteri dan anak-anak mereka sebagai budak-budak tersebut. Warraq lebih lanjut mengungkapkan:

Antara tahun 652 sampai tahun 1276, Nubia (sekarang disebut Sudan) dipaksa untuk mengirimkan rombongan budak-budak ke Kairo setiap tahun. Perjanjian itu diadakan pada masa dinasti  Umayyad  dan dinasti Abbasid (dua dinasti kepemimpinan Muslim yang berbeda)  antara Kairo dengan berbagai kota yang termasuk dalam Trans-oxiana seperti Sijistan, Armenia, Fezzan (sekarang Afrika Barat Laut) yang isinya menetapkan upeti tahunan dalam bentuk pengiriman budak-budak laki-laki maupun perempuan. ………………Pada tahun 781, dalam suatu penyerangan ke Efesus,  7000 orang Yunani dijadikan tawanan. Setelah  penyerbuan Amorium pada tahun 838, tak terbilang banyaknya tawanan sehingga khalifah al-Mutasim memutuskan untuk melelang mereka dalam kelompok  5  sampai  10  orang.  Dalam penyerbuan Tesalonika pada tahun 903,  22000  orang Kristen dibagi-bagikan kepada para kepala suku bangsa Arab atau dijual sebagai budak-budak. Pada tahun 1064, Sultan Seljuk yang bernama Alp Arslan menghancurkan Georgia dan Armenia. Orang-orang yang tidak ditangkap sebagai tawanan  oleh Alp Arslan pada umumnya dibunuh. 9

Masih banyak lagi contoh-contoh lain yang mengungkapkan adanya paksaan masuk Islam yang dilakukan oleh umat Muslim terhadap orang-orang Yahudi, Kristen, Zoroastrian, dan pemeluk paganisme.

Memang benar pasukan perang salib juga melakukan kekejaman yang sama sebagai pembalasan atas kekejaman yang telah dilakukan oleh umat Muslim. Namun dengan berbuat demikian pasukan perang salib telah melanggar perintah Alkitab Perjanjian Baru yang jelas menyatakan bahwa umat Kristen tidak boleh membalas dendam kepada siapapun, sebaliknya kekejaman yang dilakukan oleh umat Muslim merupakan suatu tindakan yang dibenarkan oleh Alquran karena memang hal tersebut merupakan perintah Alquran sendiri.

Kekejaman yang dilakukan oleh pasukan perang salib merupakan suatu tindakan yang melanggar  perintah Alkitab Perjanjian Baru  sebaliknya kekejaman yang dilakukan oleh umat Muslim merupakan tindakan yang dibenarkan oleh Alquran karena memang demikian perintah Alquran.

Kalau anda ingin mengetahui lebih banyak lagi mengenai hal-hal tersebut di atas,  silahkan anda membaca buku-buku karya Bat Ye’or, Bernard Lewis, dan Ibn Warraq. Dalam bab berikut ini saya akan menyoroti tentang  bagaimana umat Muslim moderen melakukan usaha untuk membangun kembali kesupremasian Islam.

Catatan:

  1. Bat Ye’or, Islam and Dhimmitude: Where Civilizations Collide (Cranbury, NJ: Associated University Presses, 2002), p. 48.
  2. Ibid., p. 41.
  3. Ibid., p. 69.
  4. Ibid., p. 71.
  5. Ibn Warraq, Why I Am Not a Muslim (Amherst, NY: Prometheus Books, 1995), p. 217.
  6. Ibid., p. 229.
  7. Ibid., p. 230.
  8. Ibid., p. 231.
  9. Ibid.

About siapmurtad

Siap memaparkan kesalahan alquran
This entry was posted in BUKU and tagged , , . Bookmark the permalink.

2 Responses to Bab 10 PEWARIS KESUPREMASIAN NABI MILITAN YANG BERHALUAN KERAS

  1. Anonymous says:

    islam memang agama setan yang dibawa kedunia ini, tapi percayalah setan pasti akan dikalahkan dengan kasih…bagi muslim jng marah sebab itulah faktanya mari jawab bukan menghujat

  2. Suarakebenaran says:

    Tidak ada agama yang sempurna menyebarkan kebohonganya selain ” islam yang berkedok agama” dan percaya oleh dua milyar lebih. Mari kita simak dan cari tau dikit-dikit dululah.

    * Siapa Tuhan yang mengutus Muhammad sebagai nabi??.. tidak ada bukan. Lalu dibuatlah rangkain cerita bahwa ada nubuat dalam Alkitab. Lalu muslim mulai cari-cari tidak ketemu bukan lalu tuduhannya Alkitab palsu bukan asli dan dirubah (itu masalah muslim sendiri harus membuktikan kenabian). Orang kristen dan yahudi tau alkitab itu sudah menyebar keseluruh dunia termasuk jasirah arab melalui penginjilan lihat sejarahnya dalam quran dan hadist ada benang merahnya. Dan injil itu 700 tahun telah ada sebelum islam (jadi bagaimana cara mengubahnya) jadi kita sebut tuduhan palsu karena tidak bisa membuktikan tentang kenabian muhammad dgn rasa putus asa lalu banyaklah cerita dibalik itu sampai sekarang kita bisa liat cara islam membela nabinya. Lalu dari kitab Taurat sudah ribuan tahun lebih dahulu ada dari quran. Lalu dituduh palsu dan dirubah. Hemm… jangan-jangan quranlah yang selayaknya kita ragukan keabsahannya dari rangkaian sejarah pengumpulan dan penulisannya yang absur tsb. Mudah ditebak bukan!!..ini adalah salah satu contoh kemudian merembet ke-hal lainnya. Kalau kita baca baik baik alquran maka akan tampak jelas ketidakjelasan kenabian Muhammad. Apalagi hal-hal lain serba tanda tanya ?? dari mana asal muasalnya terus nyelonong dan dikutib dari berbagai sumber cerita seperti Taurat, Zabur, Injil, talmud, cerita rakyat yahudi, arab qurasy dan agama pagan arab. Bisa dibuktikan kok. Seolah-olah Muhammad menerima wahyu dengan memperalat Allah dan Jibril sesuai kebutuhan dan keperluan pribadi dan politik Muhammad, ini tertuang dalam ayat” quran dgn manisnya sebagai bukti yang tak terbantahkan. Inilah cara Muhammad berbohong yang didukung oleh Allah dan Jibril sebagai saksinya tidak ada saksi MANUSIA dituangkan dalam quran. Lalu muslimlah pewaris dari kebohongan muhammad. Sebagai contoh : cerita tentang Yesus pada mulanya tentang kelahiran Yesus dari buaian, lahir, hidup kemudian mati. Lalu bersoal dalam penyaliban, Alquran mengatakan tidak disalib tetapi DIGANTIKAN tetapi tidak tau nama orang tsb. Tidak ada bukti dan saksi pernyataan tsb. Muslim/ulama bingung, kalang kabut lalu muncul hadist 200 tahun setelah kematian Muhammad mengatakan yang DIGANTIKAN tsb. Adalah bernama YUDAS ISKARIOT. Nah disini kita bisa tau benang merahnya dari kebohongan Muhammad dan Ulama. Bagaimana mungkin Allah yang maha tahu kok lupa nama harus dibantu oleh para ulama. Ini yang kristen kritik tentang Alquran sebagai kitab ABAL-ABAL bukan menfitnah tetapi telah melihat dari kontennya atau isinya (Maaf ya harus mengatakanya).

    Masih banyak ayat lainnya yang serupa walau konteksnya berbeda. Tapi intinya sama.

    Quran berkata” mari kita yang berfikir”. Alkitab/Yesus berkata “kalau IA katakan IA, kalau TIDAK katakan TIDAK”.

    Allah yang benar itu setia dan ADIL dan tidak ada kebohongan dalam mulutnya.

Leave a comment