Bab 12 – INFILTRASI ISLAM KE DALAM BUDAYA BARAT

INFILTRASI  ISLAM KE DALAM  BUDAYA  BARAT

Pada tanggal 27 Juni 2002  “The Fox News Channel” melaporkan bahwa orang-orang Muslim dari negara-negara asing telah mengucurkan dana sebesar 13 milyar dolar setiap tahun ke berbagai Akademi dan Universitas di Amerika.  Sebagian besar dana tersebut berasal dari dana pendidikan yang disetor oleh para orang tua  Muslim untuk biaya anak-anak mereka yang sedang kuliah di berbagai perguruan tinggi di Amerika tersebut di atas. Sementara sisanya berasal dari semacam kerjasama kompromistis antara pihak perguruan tinggi dengan para pengatur strategi Islam.

KEHADIRAN  ISLAM  DALAM  KAMPUS-KAMPUS BARAT

Dalam dua dekade terakhir ini, para pengatur strategi Islam telah melakukan usaha-usaha untuk mempengaruhi dunia akademis sekuler Barat. Dengan didukung oleh uang hasil minyak, mereka mulai melakukan pendekatan-pendekatan kepada para rektor dan yayasan-yayasan dari universitas-universitas dan akademi-akademi Barat  dengan cara mengajukan  pertanyaan berikut : “Apakah di kampus anda sudah terdapat jurusan studi Islam ?”  Bila jawabannya “belum”, mereka kemudian bertanya lagi :”Apakah anda ingin membuka jurusan studi Islam yang sungguh-sungguh berkualitas tinggi ?”  Bila jawabannya “Ya, tetapi kami tidak mempunyai dana untuk itu”, mereka dengan serta merta menyatakan bahwa mengenai  soal dana  tidak perlu dipikirkan. Kalau institusi anda menyediakan tanah kampus, organisasi kami akan membiayai sepenuhnya pembangunan sebuah gedung untuk jurusan studi Islam. Masih ada satu syarat lagi yaitu kami harus mendapat jaminan dari anda bahwa Islam akan direpresentasikan di dalamnya secara seimbang karena kami telah membiayai jurusan tersebut. Untuk  keperluan itu kami harus mendapatkan ijin untuk menyediakan profesor-profesor  kami sendiri untuk mengelola dan mengajar di jurusan studi Islam tersebut. Kami jamin bahwa para profesor tersebut adalah benar-benar ilmuwan yang handal bahkan merekapun memenuhi syarat akademik  untuk mengajar beberapa bidang studi dari jurusan-jurusan lainnya, tanpa ada pungutan untuk gaji ekstra buat mereka.  Untuk sementara sebelum jurusan studi Islam yang baru berdiri tersebut mampu membiayai  diri sendiri, kami akan membayar gaji pokok dari para profesor tersebut. Kami berharap anda tidak menolak tawaran kami tersebut.

Kalau suatu universitas dan akademi sekuler Barat mendirikan jurusan studi Islam atas inisiatif  dan kemauan sendiri dan menyediakan para profesor yang berpengetahuan tinggi serta obyektif atas pilihan sendiri, hal tersebut memang pantas dihargai. Saat ini sejumlah perguruan tinggi Barat sudah terlanjur menerima tawaran bantuan dana untuk mendirikan jurusan studi Islam yang lengkap dengan para profesor yang akan mengajar dan mengelola  jurusan tersebut yang berasal dari pihak luar yaitu dari  Arab Saudi dan Kuwait. Hal tersebut berarti pihak Islam dari luar telah melakukan infiltrasi ke dalam dunia pendidikan tinggi Barat. Memang harus diakui bahwa para profesor yang disediakan  oleh pihak Muslim mungkin saja memiliki kualifikasi  yang sangat tinggi, tetapi keobyektifan mereka dalam mengajarkan tentang Islam sangat dipertanyakan (kompromistis).

Universitas-universitas Barat pada umumnya menganggap bahwa jurusan studi Islam sangat diperlukan.

Para profesor Muslim yang ditawarkan oleh pihak Muslim pada umumnya ditugasi mengajar sebagai para apologis Islam dan sekaligus sebagai pengecam agama-agama lain. Salah satu anak saya mengambil mata kuliah sejarah yang diajar oleh seorang profesor Muslim semacam itu di Kalifornia Selatan. Profesor tersebut seringkali dengan tajam mengecam, melecehkan , dan menjelek-jelekkan  kekristenan  dalam perkuliahannya. Setiap pelecehan terhadap kekristenan selalu dibarengi dengan pembenaran terhadap Islam. Nanti dalam bab berikut saya akan menyampaikan suatu sanggahan yang dibawa oleh anak saya mengenai satu isu yang telah membuat sang profesor Muslim dan teman-teman sekelasnya terheran-heran.

Menyambut kehadiran suatu departemen bersumber Muslim yang dilengkapi dengan profesor-profesor Muslim berarti secara de facto mengangkat keabsahan akademik  agama Islam sebagai suatu agama yang layak dihormati dan Alquran sebagai sebuah kitab yang layak dihormati, serta Muhammad sebagai nabi yang layak dihormati. Para pakar Non-Muslim dalam bidang  studi Islam cenderung tidak akan dipekerjakan sebagai tenaga pengajar manakala orang-orang Islam telah mengisi posisi tersebut. Menyadari bahwa universitas-universitas Barat saat ini pada umumnya menganggap sebuah departemen bidang studi Islam sebagai suatu departemen yang sangat diperlukan, para pengatur strategi Muslim mulai memandang bahwa sehubungan dengan dana besar yang telah mereka keluarkan maka sudah sepantasnya  kalau profesor-profesor Muslim sendirilah yang berhak mengontrol  apa yang perlu diajarkan tentang Islam.

Dampak-Dampaknya Bagi Suatu Perguruan Tinggi Secara Keseluruhan

Bolehkah seorang profesor  non-Muslim dari departemen-departemen lain dalam lingkungan universitas yang sama — seandainya dia mengetahui adanya kenyataan-kenyataan  yang sangat mengganggu (merisaukan) — berbicara secara kritis tentang Islam, tentang Alquran, dan tentang Muhammad manakala  pihak institusi yang menggaji dan membesarkan namanya telah mengesahkan bahwa seorang profesor dalam disiplin ilmu tertentu dijamin haknya memberikan kritikan-kritikan sesuai dengan disiplin ilmu yang ditekuninya tersebut. Sudah pasti setiap universitas atau akademi tak akan pernah mengkompromikan keobyektifan kampusnya dengan alasan apapun. Keobyektifan adalah sumber hidup dari reputasi akademis. Namun demikian pada masa kini sangat sulit ditemukan para profesor non-Muslim dalam kampus-kampus sekuler yang berani  menyatakan atau menulis sesuatu yang mengkritik Muhammad atau Alquran.

Mereka memang mengecam Islam radikal tetapi mereka tidak menyatakan bahwa Islam radikal mempunyai hubungan dengan Muhammad dan Alquran. Mereka hanya menyatakan bahwa keterkaitan Muhammad dan Alquran dengan Islam radikal terjadi semata-mata karena faktor kebetulan saja.

Kami sesungguhnya memang berharap bahwa keterkaitan tersebut terjadi semata-mata karena faktor kebetulan saja. Namun sangat disayangkan bahwa  fakta-fakta ternyata membuktikan lain yaitu Islam radikal bukan saja berkaitan erat dengan Muhammad dan Alquran bahkan Islam radikal inilah yang justru disebut Islam sejati, sedangkan Islam moderat adalah Islam yang semu (tidak otentik).

Ketika saya menyampaikan elemen-elemen dari buku ini dalam ceramah-ceramah saya di depan para mahasiswa, mengapa orang-orang yang telah mengambil mata kuliah-mata kuliah tentang Islam yang diselenggarakan oleh pihak universitas selalu menanyakan pada saya hal berikut : “Mengapa kami tidak pernah diberitahu mengenai fakta-fakta utama tersebut dalam perkuliahan kami padahal kami sudah membayar mahal untuk itu ?”

Jawabannya:”Karena, keobyektifan akademis telah dikompromikan”. Ibn Warraq dalam bukunya yang berjudul Why I Am Not a Muslim mencela  para akademisi Barat karena mereka telah menutup-nutupi kenyataan tentang Muhammad dan Alquran di balik kenaifan mereka.1 Sesungguhnya kecenderungan semacam ini perlu diwaspadai. Dengan makin meningkatnya jumlah ilmuwan Muslim dari Timur Tengah yang diterima dan membaur ke dalam lingkungan akademisi  Barat, maka makin meningkat pula pengaruh mereka terhadap keobyektifan pola pikir akademisi Barat sehingga pada gilirannya para akademisi Barat makin tidak berani mengungkapkan kenyataan yang sebenarnya  tentang Islam (mereka akan selalu menutup-nutupi kenyataan tentang Islam tersebut).

Islam Dalam Kelas Ilmu Pengetahuan Sosial

Kita juga tidak boleh mengabaikan kenyataan bahwa para profesor bidang kajian ilmu pengetahuan sosial humanistik dalam perguruan-perguruan tinggi Barat yang tersebar mulai dari Moscow sampai Melbourne telah selama berpuluh-puluh tahun cenderung memihak Islam dan menyerang kekristenan. Silahkan anda membaca buku berjudul Christianity on Trial: Arguments Against Anti-Religious Bigotry yang ditulis oleh Vincent Carroll dan David Shiflett 2 atau buku karangan saya  sendiri yang berjudul Eternity in Their Hearts 3 dimana salah satu babnya yang diberi sub-judul “Scholars with Strange Theories”  membahas  suatu studi tentang antagonisme anti-Kristen di kalangan akademisi dan dasar-dasar teorinya.

Pada suatu hari seorang mahasiswa Kristen di Universitas Negeri Washington menceritakan pada saya bahwa profesor bidang kajian anthropologi humanistik yang mengajarnya telah memberi peringatan padanya sebagai berikut : “Anak muda, saya akan berusaha untuk melakukan apapun yang saya dapat lakukan dalam semester ini untuk menghancurkan keyakinan Kristenmu”.

Anehnya, jalan pikiran yang sebelumnya tidak bersedia memberi toleransi kepada kekristenan  tersebut justru saat ini sangat toleransi dan terbuka kepada Islam.

“Apa yang dapat saya katakan?” tanya sang pemuda Kristen yang sedang bingung tersebut. Saya bertanya padanya : “Apakah dalam kelas tersebut ada juga mahasiswa-mahasiswa yang menganut agama lain ?”  Dia menjawab: “Ya, ada seorang Hindu, seorang Muslim, dan seorang Budha”.  “Apakah dia juga telah memperingatkan mereka bahwa dia berhasrat untuk menyerang keyakinan mereka?”  “Tidak”.

“Seharusnya kamu mempertanyakan keobyektifannya  mengapa dia hanya memilih kekristenan yang akan diserangnya padahal sebenarnya sebagai seorang humanis sekuler dia membenci semua agama kecuali kalau agama tersebut dianggap sebagai obyek dalam pelajaran anthropologi”.

Sebuah Perumpamaan untuk Jaman Moderen ini.

Saya akan menyampaikan sebuah perumpamaan berikut ini : Seorang petani di suatu tempat yang jauh memiliki seekor cerpelai (sejenis musang pemakan ular) , sejumlah ayam dan beberapa kambing. Sang ayam memberinya telur-telur dan sang kambing memberinya susu. Tetapi apa yang telah diberikan cerpelai itu kepadanya, ia hanya berlarian hilir mudik di atas atap pada malam hari, suatu perbuatan yang selalu mengejutkan sang petani. Kadang-kadang sang cerpelai makan sebutir telur yang ada di sangkar ayam, suatu perbuatan yang merugikan sang petani . Selain itu, bulunya membuat sang petani alergi. Akhirnya dia memutuskan untuk membunuh sang cerpelai.

Namun apa yang terjadi setelah sang cerpelai mati ? Sang petani bukan saja sering kehilangan telur-telurnya, dia juga kehilangan ayam-ayamnya dan bahkan kambing-kambingnya. Setelah sang petani menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi, dia akhirnya menyimpulkan bahwa ular-ular python telah menelan semua yang dia miliki (telur, ayam, dan kambing). Dia baru menyesal mengapa dia telah membunuh sang cerpelai padahal sang cerpelai itu ternyata ditakuti oleh ular-ular python, jadi ketika sang cerpelai itu masih hidup ular-ular python tidak berani mendekati telur, ayam, dan kambing sang petani (itulah jasa sang cerpelai).

Kalau seandainya saja sang petani tahu bahwa akan terjadi keadaan demikian dia pasti berpikir bahwa lebih baik dia terkejut mendengar suara sang cerpelai berlarian hilir mudik di atas atap (siapa tahu sang cerpelai pada waktu itu sedang mengusir ular-ular python) atau lebih baik kehilangan  satu butir telur bukan hanya kadang-kadang tetapi setiap hari untuk makanan sang cerpelai atau lebih baik dia bersin-bersin karena alergi dengan bulu sang cerpelai daripada kehilangan semua yang dia miliki. Oh cerpelai yang malang maafkan diriku !

Kaum humanis sekuler, kaum agnostik, dan kaum ateis menduga bahwa apabila mereka dapat membebaskan dunia mereka dari kekristenan, tidak ada lagi agama lain yang akan menggantikan tempatnya. Sungguh suatu dugaan yang salah.

Umat manusia pada dasarnya dilahirkan dengan naluri beragama yang tinggi. Kaum humanis, kaum agnostik, dan kaum ateis mungkin saja berhasil membius naluri beragama mereka, tetapi mayoritas umat manusia lainnya masih mempunyai naluri beragama yang tetap hidup. Mereka masih tetap merasa jauh lebih tenteram kalau mereka menjalankan ibadah beragama mereka. Melakukan ibadah beragama merupakan kebutuhan manusia. Kalau mereka tidak mempunyai agama, mereka  pasti akan mencari salah satu agama. Kalau agama yang mereka pilih semula dimusnahkan, mereka akan mencari agama yang lain sebagai penggantinya demi memenuhi naluri beragama mereka.

Para akademisi bidang kajian  ilmu pengetahuan sosial sekuler yang sangat anti agama telah mengeksploitasi  status mereka sebagai para pengajar dari generasi ke generasi untuk mendiskreditkan  dan merusak citra kekristenan terutama di Eropa, Kanada, dan Australia. Akibatnya katedral-katedral di tempat-tempat tersebut menjadi kosong karena ditinggalkan oleh para jemaat mereka.

Memang benar para akademisi dan para pengajar ilmu pengetahuan sosial sekuler tersebut telah berhasil menghancurkan citra kekristenan dan telah memberi peluang-peluang yang seluas-luasnya kepada Islam untuk menggantikan posisi-posisi Kristen, banyak gereja dirubah menjadi mesjid-mesjid. Namun sadarkah para akademisi dan para pengajar ilmu pengetahuan sosial sekuler tersebut bahwa keberhasilan mereka tersebut harus dibayar dengan pengorbanan yang sangat luar biasa besarnya bahkan jauh melebihi nilai keberhasilan mereka. Mereka benar-benar menderita efek cerpelai maksudnya mereka membunuh cerpelai dengan tujuan untuk menghindari gangguan-gangguan yang ditimbulkannya namun akibatnya justru mereka kehilangan segala-galanya. Mereka ingin menghindari sedikit gangguan dari kekristenan  namun akhirnya mereka bukan saja mendapat gangguan dari Islam yang jauh lebih besar melainkan juga menghadapi ancaman kehilangan seluruh kebebasan akademis dan kebebasan berpikir mereka akibat diberlakukannya pengawasan yang sangat ketat oleh Islam.

Nasihat bagi Kaum Sekuler

Saya mempunyai suatu saran bagi kaum sekuler yang mengklaim bahwa mereka alergi terhadap kekristenan. Saran saya adalah lebih baik mentolerir suatu agama yang sama dengan cerpelai yang kadang-kadang menjengkelkan daripada membunuh cerpelai dan kemudian mengundang suatu agama ekstrim yang sama dengan ular python yang akan menghancur-leburkan kebebasan anda sebagai seorang humanis sekuler atau seorang agnostik atau seorang ateis.

Dalam dunia yang didominasi Islam, anda jangan coba-coba berani mendiskreditkan atau merusak citra Islam seperti halnya anda melakukan hal-hal tersebut terhadap Kristen, karena begitu anda berbuat demikian dengan seketika itu juga hukum Syariat Islam akan memenggal kepala anda.

Islam sejati tidak akan memberi toleransi  apapun kepada penganut humanisme sekuler, agnostisme atau ateisme, mereka akan diperlakukan sama seperti orang-orang murtad yaitu dihukum mati sesuai perintah Alquran dan Hadis.

Wahai para profesor ilmu-ilmu pengetahuan sosial sekuler, sadarkah anda bahwa dalam pengaruh kekristenan anda justru diberi kebebasan mengemukakan pendapat tanpa tekanan apapun termasuk pendapat-pendapat anda yang telah mendiskreditkan dan merusak citra kekristenan. Namun kalau kekristenan musnah berarti kekristenan tidak dapat lagi melindungi hak-hak kebebasan berpendapat anda termasuk hak mendiskreditkan dan merusak citra agama Kristen, karena di bawah agama Islam kebebasan berpendapat anda semacam itu pasti akan diakhiri  dengan lepasnya leher anda dari tempatnya. Camkanlah wahai kaum sekuler bahwa apabila diberi kesempatan yang adil, kekristenan sejati (bukan yang palsu atau tidak otentik) pasti lebih memberimu kebebasan  untuk mengemukakan pendapatmu, dan kebijakan kekristenan ini sangat bertolak belakang dengan kebijakan Islam dalam hal yang sama.

Suatu Tindakan Ofensif  Elementer

Islam bukan hanya berurat dan berakar  di dalam tingkatan institusi-institusi pendidikan tinggi Barat tetapi juga di dalam tingkatan pendidikan sekolah dasar. Dr. James L. Garlow dalam bukunya yang berjudul  A Christian’s Response to Islam memperingatkan :

Di Byron, Kalifornia, para siswa kelas tujuh diwajibkan berpakaian cara Muslim, membaca Alquran, dan menjalankan “perang suci” atau jihad dengan memanfaatkan  kurikulum pemerintah yang telah dimanipulasi sehingga menjadi sangat diskriminatif artinya siswa Muslim mendapat hak istimewa sedangkan siswa Kristen tidak memperoleh hak istimewa semacam itu. Pengelola sekolah-sekolah dasar Kota New York sekarang mengijinkan para siswa Muslim meninggalkan kelas untuk melaksanakan “salat” di  sebuah ruangan kelas lain yang dibangun dengan uang negara khusus untuk keperluan siswa Muslim melaksanakan “salat”. Padahal para siswa Kristen yang sekelas dengan mereka ternyata dilarang berdoa atau mendalami Alkitab. Mantan gubernur  Massachusetts telah menyatakan ketertarikannya  untuk memasukkan ajaran Muslim ke dalam kurikulum sekolah negeri.4

Saya perlu mencatat bahwa klaim  sekolah pro-Islam di Byron tersebut di atas sebagai sekolah  yang telah menjalankan kegiatannya  sesuai dengan aturan-aturan yang telah digariskan oleh pemerintah  sungguh merupakan klaim yang  sepenuhnya tidak bisa dipercaya. Sekolah tersebut juga mengklaim bahwa kegiatan-kegiatan kelas seperti kegiatan keagamaan tersebut di atas dilakukan oleh para siswa dengan sukarela, tetapi ternyata para orang tua murid yang menjadi marah mempunyai pendapat yang berbeda dengan sang pengelola sekolah itu dan bahkan mereka melakukan tuntutan hukum terhadap sekolah tersebut.

Sementara itu, di seberang lautan Atlantik, para pendidik Eropa yang sangat naif berpikir bahwa mereka dapat mengasimilasi  Muslim menjadi penganut budaya Eropa, namun yang terjadi justru sebaliknya yaitu Islam ternyata yang mengasimilasi  Eropa menjadi penganut budaya Islam. Umat Muslim di Eropa sekarang menuntut agar Islam diajarkan di sekolah-sekolah dasar sebagai agama yang paling superior di antara agama-agama yang ada di dunia.

SUATU SERANGAN DARI KALANGAN GEREJA SENDIRI

Para akademisi dalam kajian ilmu pengetahuan sosial sekuler tidak sendirian dalam menyerang kekristenan alkitabiah.  Para ahli teologi liberal  dari lingkungan gereja sendiri juga telah memberi andil secara tragis  dalam menyelewengkan kekristenan, kali ini asalnya dari aliran Protestan dengan ajaran-ajaran tentang teori-teori yang nampaknya bagus yang berasal dari “higher criticism” Jerman (catatan : higher criticism adalah studi Alkitab dengan fokus sasaran untuk menemukan  dan menentukan fakta-fakta seperti asal usul dari setiap kitab yang tergabung  dalam Alkitab, siapa pengarangnya, kapan kitab tersebut dikarang dan norma apa yang dijadikan dasar persiapan bagi penafsiran kritis atas kitab tersebut).5

Para apologis Muslim dengan senang hati memanfaatkan dan mengeksploitasi serangan-serangan kaum liberal terhadap Alkitab Perjanjian Baru demi untuk kepentingan propaganda  yang menguntungkan Islam. Dengan demikian para apologis Muslim tidak perlu repot-repot mencari sendiri sarana argumentasi anti Alkitab Perjanjian Baru karena mereka cukup memanfaatkan argumentasi-argumentasi dari para ahli teologi liberal dalam melawan Alkitab Perjanjian Baru.  Salah satu contoh dari kelompok-kelompok ahli teologi liberal adalah kelompok yang menamakan diri “Yesus Seminar” yang bertugas meneliti/ menganalisis klaim-klaim Yesus.

ISLAM DAN HOLLYWOOD

Apa rencana jangka panjang Islam untuk Hollywood ?

Badan perfilman dan pertelevisian Barat memproduksi sejumlah pertunjukan (tayangan) film yang menurut Islam melukiskan tentang kekristenan seperti misalnya Chariots Of Fire, The Sound of Music, dan Shadowlands. Masih banyak film dan program televisi  yang menyajikan kekerasan, kecabulan, dan misteri-misteri gaib yang menakutkan. Umat Muslim, Hindu, dan Budha di seluruh dunia cenderung memberikan reaksi menentang terhadap produk-produk film semacam itu. Terutama kaum Muslim radikal sangat menyalahkan kekristenan atas kesalahan yang diperbuat oleh pemberitaan Barat. Kaum Muslim radikal menyatakan secara berulang-ulang bahwa orang-orang Kristen Amerika telah menyesatkan kita.

Salah satu sasaran Islam adalah menggantikan posisi Kristen dan Yahudi yang dianggapnya telah gagal dalam mencegah dengan kekerasan produksi-produksi yang tidak senonoh dan penuh kecabulan yang terdapat dalam media Barat.

Islam tidak memahami bahwa Yahudi dan Kristen sedang berusaha  untuk mengatasi kejahatan-kejahatan dengan penuh kesabaran melalui pemberian contoh dan karisma.

Sementara itu Islam radikal lebih suka menggunakan cara-cara pintas melalui jalan kekerasan dan bahkan secara brutal menghancurkan media yang dianggapnya telah sesat.

Kepada pengelola media saya menghimbau agar anda mulai sekarang memikirkan apa rencana anda untuk menghindari penyensoran secara berlebih-lebihan oleh Islam, di dunia yang didominasi Islam, yaitu suatu dunia yang mungkin akan muncul dalam tahun-tahun mendatang. Pertama, anda harus secara sukarela membersihkan media anda dari penayangan atau pemberitaan tentang kekerasan, kecabulan, dan penyesatan  yang mungkin tertuang dalam produk anda karena Islam sangat membencinya. Kedua, pikirkanlah cara melestarikan kekristenan yang walaupun banyak di antara anda memandangnya  rendah tetapi kekristenan inilah yang dapat mengimbangi Islam dan yang dapat anda harapkan untuk memberi suatu perlindungan yang positif dari efek cerpelai. Untuk perlindungan tersebut anda bahkan tidak perlu mengucapkan “terima kasih”.

ASIMILASI YANG CEPAT

Dick Morris, mantan penasihat Presiden Clinton, dalam pidato dan tulisannya baru-baru ini menyatakan bahwa persentase imigran Muslim dibanding jumlah seluruh penduduk di berbagai negara Eropa mencapai sekitar 10 sampai 20 persen dan secara terus menerus meningkat jumlahnya. Itulah sebabnya berbagai negara Eropa menjadi ragu-ragu dalam mendukung perang Amerika melawan terorisme terutama bila hal tersebut menyangkut negara-negara Arab karena mereka takut kalau-kalau umat Muslim radikal yang berada di negara mereka akan melakukan balas dendam.

Lebih lanjut Morris memperingatkan bahwa Amerika seiring dengan bergulirnya waktu akan berjuang sendiri melawan terorisme. 6 Bahkan di Amerikapun persentase para imigran  Muslim juga meningkat. Seperti halnya Borg dalam Star Trek demikian juga penganut  Islam supremasi  menyatakan pada non-Muslim: “Anda akan mengikuti budaya Islam atau dengan kata-kata lain anda akan diasimilasi”.

Ular python sudah siap melengser (melata) dari kandang ayam menuju kandang kambing. Waspadalah anda karena ancaman dari Islam radikal lebih menakutkan daripada ancaman dari komunisme.

Catatan :

1.              Ibn Warraq, Why I Am Not a Muslim (Amherst, NY: Prometheus Books, 1995), pp. 236-237.

2.              Vincent Carroll and David Shiflett, Christianity on Trial: Arguments Against  Anti-Religious Bigotry (San Francisco, CA: Encounter Books, 2002).

3.              Don Richardson, “Scholars with Strange Theories” in Eternity in Their Hearts (Ventura, CA: Regal Books, 1981), pp. 133-150.

4.              James Garlow, A Christian’s Response to Islam (Tulsa, OK: River Oak Publishing, 2002), n.p.

5.              For more on this subject, see my book  Eternity in Their Hearts (Ventura, CA: Regal Books, 1981).

6.              Dick Morris makes frequent appearances on Fox News and C-SPAN and has written several best-selling books.

 

About siapmurtad

Siap memaparkan kesalahan alquran
This entry was posted in BUKU and tagged , , . Bookmark the permalink.

1 Response to Bab 12 – INFILTRASI ISLAM KE DALAM BUDAYA BARAT

  1. Suarakebenaran says:

    Tidak ada agama yang sempurna menyebarkan kebohonganya selain ” islam yang berkedok agama” dan dipercaya oleh dua milyar lebih. Mari kita simak dan cari tau dikit-dikit dululah.

    * Siapa Tuhan yang mengutus Muhammad sebagai nabi??.. tidak ada bukan. Lalu dibuatlah rangkain cerita bahwa ada nubuat dalam Alkitab. Lalu muslim mulai cari-cari tidak ketemu bukan lalu tuduhannya Alkitab palsu bukan asli dan dirubah (itu masalah muslim sendiri harus membuktikan kenabian kalau tidak mau disebut nabi palsu). Orang kristen dan yahudi tau alkitab itu sudah menyebar keseluruh dunia termasuk jasirah arab melalui penginjilan lihat sejarahnya dalam quran dan hadist ada benang merahnya. Dan injil itu 700 tahun telah ada sebelum islam (jadi bagaimana cara mengubahnya) jadi kita sebut tuduhan palsu karena tidak bisa membuktikan tentang kenabian muhammad dgn rasa putus asa lalu banyaklah cerita dibalik itu sampai sekarang kita bisa liat cara islam membela nabinya. Lalu dari kitab Taurat sudah ribuan tahun lebih dahulu ada dari quran. Lalu dituduh palsu dan dirubah. Hemm… jangan-jangan quranlah yang selayaknya kita ragukan keabsahannya dari rangkaian sejarah pengumpulan dan penulisannya yang absur tsb. Mudah ditebak bukan!!..ini adalah salah satu contoh kemudian merembet ke-hal lainnya. Kalau kita baca baik baik alquran maka akan tampak jelas ketidakjelasan kenabian Muhammad. Apalagi hal-hal lain serba tanda tanya ?? dari mana asal muasalnya terus nyelonong dan dikutib dari berbagai sumber cerita seperti Taurat, Zabur, Injil, talmud, cerita rakyat yahudi, arab qurasy dan agama pagan arab. Bisa dibuktikan kok. Seolah-olah Muhammad menerima wahyu dengan memperalat Allah dan Jibril sesuai kebutuhan dan keperluan pribadi dan politik Muhammad, ini tertuang dalam ayat” quran dgn manisnya sebagai bukti yang tak terbantahkan. Inilah cara Muhammad berbohong yang didukung oleh Allah dan Jibril sebagai saksinya tidak ada saksi MANUSIA dituangkan dalam quran. Lalu muslimlah pewaris dari kebohongan muhammad. Sebagai contoh : cerita tentang Yesus pada mulanya tentang kelahiran Yesus dari buaian, lahir, hidup kemudian mati. Lalu bersoal dalam penyaliban, Alquran mengatakan tidak disalib tetapi DIGANTIKAN tetapi tidak tau nama orang tsb. Tidak ada bukti dan saksi pernyataan tsb. Muslim/ulama bingung, kalang kabut lalu muncul hadist 200 tahun setelah kematian Muhammad mengatakan yang DIGANTIKAN tsb. Adalah bernama YUDAS ISKARIOT. Nah disini kita bisa tau benang merahnya dari kebohongan Muhammad dan Ulama. Bagaimana mungkin Allah yang maha tahu kok lupa nama harus dibantu oleh para ulama. Ini yang kristen kritik tentang Alquran sebagai kitab ABAL-ABAL bukan menfitnah tetapi telah melihat dari kontennya atau isinya (Maaf ya harus mengatakanya).

    Masih banyak ayat lainnya yang serupa walau konteksnya berbeda. Tapi intinya sama.

    Quran berkata” mari kita yang berfikir”. Alkitab/Yesus berkata “kalau IA katakan IA, kalau TIDAK katakan TIDAK”.

    Allah yang benar itu setia dan ADIL dan tidak ada kebohongan dalam mulutnya

Leave a comment